A. Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu
kondisi di mana terjadi ketidaksamaan persepsi, pandangan, perspektif antara
satu pihak dengan pihak lainnya yang kemudian masing-masing pihak berusaha
untuk membenarkan pendapatnya dengan cara menyingkirkan pihak lawannya.
Mengapa konflik
terjadi? Sifat dan karakter yang berbeda yang dimiliki oleh setiap individu
ditambah dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda pula.
Ketidaksamaan itulah
yang kemudian membuat merasa terancam dengan keberadaan individu lain.
Individu-individu
tersebut lalu berupaya dengan menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkan
pihak yang menjadi lawannya.
Di dalam sebuah
konflik yang memegang peranan penting adalah perasaan. Amarah, dendam dan rasa
benci seringkali mempertajam perbedaan-perbedaan yang memang tidak bisa
disangkal keberadaannya.
Konflik lebih sering
terjadi dalam hubungan sosial bukan personal/ intim. Ini terjadi karena
masing-masing pihak dalam hubungan personal menekan perasaan-perasaan yang bisa
mempertajam perbedaan.
B. Penyebab Konflik
4 (empat) faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat menurut Soerjono
Soekanto:
1.
Perbedaan
antarindividu
Persamaan dan atau
perbedaan fisik serta pandangan yang berbeda antara individu yang dengan
individu yang lain akan menyebabkan sebuah konflik. Konflik ini bisa terjadi
pada lingkungan keluarga yang masih memiliki hubungan darah dan juga di
lingkungan luar keluarga.
2.
Perbedaan
kebudayaan
Perbedaan kebudayaan
dapat memicu terjadinya konflik.
3.
Perbedaan
kepentingan
Perbedaan
kepentingan antarindividu maupun kelompok dapat memicu konflik. Setiap orang
atau kelompok tentu memiliki kebutuhan dan kepentingan. Sedang orang lain atau
kelompok lain pun memiliki kepentingan dan kebutuhan sendiri. Perbedaan tersebut
kemudian berbenturan dan menjadi konflik.
4.
Perubahan
sosial
Perubahan sosial di
masyarakat mengakibatkan timbulnya konflik.
C. Bentuk Konflik
Untuk mempelajari
bentuk konflik, terlebih dahulu kita pelajari mengenai konsep in-group dan out-group.
Menurut Lewis A.
Coser in-group adalah konflik yang
terjadi dalam sebuah kelompok, sedangkan out-group
adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
Dilihat dari yang
terlibat di dalamnya, konflik dibedakan menjadi:
1.
Konflik
pribadi
Konflik pribadi
terjadi antara satu individu dengan individu lainnya. Hal-hal yang menjadi
penyebab konflik ini biasanya adalah hal-hal yang bersifat pribadi.
2.
Konflik
antarkelompok
Konflik
antarkelompok terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Hal-hal
yang menjadi penyebab konflik ini biasanya adalah hal-hal yang bersifat
kepentingan kelompok.
3.
Konflik
antaretnis
Indonesia yang
memiliki macam-macam etnis adalah negara yang rawan konflik.
Konflik antaretnis
terjadi antara satu etnis dengan etnis lainnya. Hal-hal yang menjadi penyebab
konflik ini biasanya adalah karena perbedaan adat istiadat dan budaya.
4.
Konflik
antarnegara
Konflik antarnegara
bisa terjadi apabila muncul dominasi suatu negara atas negara lainnya.
Dilihat dari latar
belakang terjadinya, konflik dapat dibagi menjadi:
1.
Konflik
politik
2.
Konflik
ekonomi
3.
Konflik
budaya
4.
Konflik
agama
D. Dampak Konflik
Dampak negatif
konflik sangat banyak kita lihat, antara lain dengan adanya sebuah konflik
dapat berakibat menimbulkan prasangka antar pihak yang berkonflik,
mengakibatkan hilangnya harta benda sampai dengan nyawa orang, konflik juga
dapat berdampak renggangnya hubungan yang semula berjalan lancar menjadi tidak
baik.
Namun, konflik juga
dapat mengakibatkan dampak positif, antara lain:
1.
Meningkatkan
solidaritas kelompok (in group solidarity)
Pernah mendengar
istilah musuh bersama? Sebuah kelompok memiliki pihak lain yang
diidentifikasikan sebagai musuh bersama. Dengan ini setiap anggota kelompok
tersebut akan bekerja sama untuk menyingkirkan pihak yang diidentifikasikan
sebagai musuh bersama tadi.
2.
Menciptakan
integrasi yang harmonis
Integrasi yang
dimaksud adalah yang terjadi selepas konflik berakhir.
3.
Memperkuat
identitas pihak yang berkonflik
Dengan adanya
konflik, pihak-pihak yang terlibat semakin memahami identitasnya, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota dari sebuah kelompok.
4.
Menciptakan
kelompok baru
5.
Membuka
wawasan
Konflik juga bisa
membuka wawasan kedua belah pihak yang bertikai.
E. Pengendalian Konflik Sosial
a.
Dilihat
dari keberadaan pihak ketiga sebagai penengah ada 3 macam bentuk pengendalian
konflik sosial yaitu:
1. Konsiliasi
Dalam bentuk ini
konflik dikendalikan melalui suatu lembaga yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
§
Diakui
oleh kedua belah pihak
§
Keputusan
bersifat mengikat pihak yang berkonflik
§
Bersih
dan berwibawa
§
Yang
berkonflik berkewajiban mentaati yang diputuskan oleh lembaga tersebut
2. Mediasi
Bentuk ini konflik
dikendalikan dengan menunjuk pihak ketiga sebagai penengah (mediator). Dalam
hal mediator hanya memberikan saran, pendapat dan pandangan agar konflik dapat
diselesaikan.
3. Arbitrasi
Bentuk ini konflik
dikendalikan oleh seorang wasit yang keputusannya harus dipatuhi oleh pihak
yang berkonflik.
b.
Dilihat
dari yang berinisiatif penyelenggaraan upaya pengendalian konflik terdiri dari:
1. Paksaan
Pihak yang kuat
memaksa pihak yang lemah untuk mengakhiri konflik akan menjadi pihak pemenang
dan sebaliknya
2. Sukarela
Kedua belah pihak
yang berkonflik ingin segera mengakhiri konflik melalui kesepakatan
bernegoisasi sehingga terjadi perdamaian.
0 komentar:
Posting Komentar