Senin, 19 September 2016

Published 21.07.00 by barinix with 0 comment

BAB II - Konflik Sosial IPS Kelas XI


A.   Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu kondisi di mana terjadi ketidaksamaan persepsi, pandangan, perspektif antara satu pihak dengan pihak lainnya yang kemudian masing-masing pihak berusaha untuk membenarkan pendapatnya dengan cara menyingkirkan pihak lawannya.
Mengapa konflik terjadi? Sifat dan karakter yang berbeda yang dimiliki oleh setiap individu ditambah dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda pula.
Ketidaksamaan itulah yang kemudian membuat merasa terancam dengan keberadaan individu lain.
Individu-individu tersebut lalu berupaya dengan menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkan pihak yang menjadi lawannya.
Di dalam sebuah konflik yang memegang peranan penting adalah perasaan. Amarah, dendam dan rasa benci seringkali mempertajam perbedaan-perbedaan yang memang tidak bisa disangkal keberadaannya.
Konflik lebih sering terjadi dalam hubungan sosial bukan personal/ intim. Ini terjadi karena masing-masing pihak dalam hubungan personal menekan perasaan-perasaan yang bisa mempertajam perbedaan.

B.   Penyebab Konflik
4 (empat) faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat menurut Soerjono Soekanto:
1.    Perbedaan antarindividu
Persamaan dan atau perbedaan fisik serta pandangan yang berbeda antara individu yang dengan individu yang lain akan menyebabkan sebuah konflik. Konflik ini bisa terjadi pada lingkungan keluarga yang masih memiliki hubungan darah dan juga di lingkungan luar keluarga.
2.    Perbedaan kebudayaan
Perbedaan kebudayaan dapat memicu terjadinya konflik.
3.    Perbedaan kepentingan
Perbedaan kepentingan antarindividu maupun kelompok dapat memicu konflik. Setiap orang atau kelompok tentu memiliki kebutuhan dan kepentingan. Sedang orang lain atau kelompok lain pun memiliki kepentingan dan kebutuhan sendiri. Perbedaan tersebut kemudian berbenturan dan menjadi konflik.
4.    Perubahan sosial
Perubahan sosial di masyarakat mengakibatkan timbulnya konflik.

C.   Bentuk Konflik
Untuk mempelajari bentuk konflik, terlebih dahulu kita pelajari mengenai konsep in-group dan out-group.
Menurut Lewis A. Coser in-group adalah konflik yang terjadi dalam sebuah kelompok, sedangkan out-group adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

Dilihat dari yang terlibat di dalamnya, konflik dibedakan menjadi:
1.    Konflik pribadi
Konflik pribadi terjadi antara satu individu dengan individu lainnya. Hal-hal yang menjadi penyebab konflik ini biasanya adalah hal-hal yang bersifat pribadi.
2.    Konflik antarkelompok
Konflik antarkelompok terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Hal-hal yang menjadi penyebab konflik ini biasanya adalah hal-hal yang bersifat kepentingan kelompok.
3.    Konflik antaretnis
Indonesia yang memiliki macam-macam etnis adalah negara yang rawan konflik.
Konflik antaretnis terjadi antara satu etnis dengan etnis lainnya. Hal-hal yang menjadi penyebab konflik ini biasanya adalah karena perbedaan adat istiadat dan budaya.
4.    Konflik antarnegara
Konflik antarnegara bisa terjadi apabila muncul dominasi suatu negara atas negara lainnya.

Dilihat dari latar belakang terjadinya, konflik dapat dibagi menjadi:
1.    Konflik politik
2.    Konflik ekonomi
3.    Konflik budaya
4.    Konflik agama

D.   Dampak Konflik
Dampak negatif konflik sangat banyak kita lihat, antara lain dengan adanya sebuah konflik dapat berakibat menimbulkan prasangka antar pihak yang berkonflik, mengakibatkan hilangnya harta benda sampai dengan nyawa orang, konflik juga dapat berdampak renggangnya hubungan yang semula berjalan lancar menjadi tidak baik.
Namun, konflik juga dapat mengakibatkan dampak positif, antara lain:
1.    Meningkatkan solidaritas kelompok (in group solidarity)
Pernah mendengar istilah musuh bersama? Sebuah kelompok memiliki pihak lain yang diidentifikasikan sebagai musuh bersama. Dengan ini setiap anggota kelompok tersebut akan bekerja sama untuk menyingkirkan pihak yang diidentifikasikan sebagai musuh bersama tadi.
2.    Menciptakan integrasi yang harmonis
Integrasi yang dimaksud adalah yang terjadi selepas konflik berakhir.
3.    Memperkuat identitas pihak yang berkonflik
Dengan adanya konflik, pihak-pihak yang terlibat semakin memahami identitasnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota dari sebuah kelompok.
4.    Menciptakan kelompok baru
5.    Membuka wawasan
Konflik juga bisa membuka wawasan kedua belah pihak yang bertikai.


E.   Pengendalian Konflik Sosial
a.    Dilihat dari keberadaan pihak ketiga sebagai penengah ada 3 macam bentuk pengendalian konflik sosial yaitu:
1.   Konsiliasi
Dalam bentuk ini konflik dikendalikan melalui suatu lembaga yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
§  Diakui oleh kedua belah pihak
§  Keputusan bersifat mengikat pihak yang berkonflik
§  Bersih dan berwibawa
§  Yang berkonflik berkewajiban mentaati yang diputuskan oleh lembaga tersebut
2.   Mediasi
Bentuk ini konflik dikendalikan dengan menunjuk pihak ketiga sebagai penengah (mediator). Dalam hal mediator hanya memberikan saran, pendapat dan pandangan agar konflik dapat diselesaikan.
3.   Arbitrasi
Bentuk ini konflik dikendalikan oleh seorang wasit yang keputusannya harus dipatuhi oleh pihak yang berkonflik.
b.    Dilihat dari yang berinisiatif penyelenggaraan upaya pengendalian konflik terdiri dari:
1.   Paksaan
Pihak yang kuat memaksa pihak yang lemah untuk mengakhiri konflik akan menjadi pihak pemenang dan sebaliknya
2.   Sukarela
Kedua belah pihak yang berkonflik ingin segera mengakhiri konflik melalui kesepakatan bernegoisasi sehingga terjadi perdamaian.


      edit

0 komentar:

Posting Komentar