Senin, 19 September 2016

Published 20.43.00 by barinix with 0 comment

BAB II - Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian IPS Kelas X

A.   SOSIALISASI
Pengertian
Charlotte Buhler
“Sosialisasi adalah proses pembentukan individu untuk belajar dan menyesuaikan diri bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompok tersebut.”
Peter L. Berger
“Sosialisasi adalah proses seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.”
Bruce J. Cohen
“Sosialisasi adalah proses manusia mempelajari tata cara kehidupan masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok.”

Peran nilai dan norma sosial dalam sosialisasi
Nilai
Adalah sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan

Norma
Adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga masyarakat

Norma dipakai sebagai panduan atau tatanan yang mengendalikan tingkah laku agar sesuai dan diterima masyarakat. Nilai dan norma digunakan sebagai acuan dalam berperilaku di masyarakat. Nilai dan norma sosial dipelajari seseorang sebagai substansi yang membentuk dirinya. Selain itu, nilai dan norma sosial juga menjadi cermin bagaimana pola sosialisasi berlangsung pada diri seseorang.
Hidup tanpa sosialisasi menyebabkan kemampuan akal, emosi, dan kejiwaan manusia tidak dapat berkembang sesuai harapan masyarakat.

PENUGASAN
Buatlah sebuah tulisan yang menceritakan tentang keberadaan manusia yang hidup tanpa sosialisasi.
  
B.   PROSES SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Arti Kepribadian
M.A.W Brower
“Kepribadian merupakan corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.”
Theodore R. Newcomb
“Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.”
J. Milton Yinger
“Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
John F. Cuber
“Kepribadian adalah gabungan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.”

4 (empat) tahap perkembangan diri manusia menurut George Herbert Mead dalam buku Mind (Self and Society : 1972):
  1. Tahap persiapan (preparatory stage)
Berlangsung sejak dilahirkan. Ia berusaha untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya dengan cara meniru orang lain meskipun tidak sempurna.
  1. Tahap meniru (play stage)
Seorang anak mulai meniru peran orang-orang yang ada di sekitarnya, termasuk peran yang dijalankan orang tuanya tetapi belum memahami peran tersebut.
  1. Tahap bertindak (game stage)
Seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang dilakukan orang lain dan dengan siapa ia berinteraksi.
  1. Tahap menerima norma (generalized others)
Seseorang mampu melaksanakan peran orang lain yang lebih luas.

Faktor-faktor pembentukan kepribadian
Setiap individu mempunyai kepribadian sebagai hasil interaksinya dengan masyarakat.
  1. Warisan biologis
Beberapa ciri faktor warisan biologis sangat menentukan kepribadian seseorang.
  1. Lingkungan fisik (geografis)
Perbedaan kepribadian juga dipengaruhi oleh perbedaan iklim, topografi (permukaan atau relief bumi), dan sumber daya alam.
  1. Kebudayaan
Kebudayaan memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang dan masyarakat.
  1. Pengalaman kelompok
Tiap kelompok memiliki pandangan yang berbeda mengenai nilai dan norma yang ada di masyarakat.
  1. Pengalaman unik
Pengalaman yang dimiliki seseorang bersifat sangat personal, sehingga tak seorangpun mengalami rangkaian pengalaman yang sama persis. Pengalaman unik juga berperan dalam membentuk kepribadian seseorang.
   
Agen Sosialisasi
Agen atau media sosialisasi adalah pihak yang melakukan sosialisasi
  1. Keluarga (kinship)
Keluarga adalah agen sosialisasi yang paling awal. Gertrude Jaeger mengemukakan bahwa peran agen sosialisasi pada tahap awal (primer) ini sangat penting karena pada tahap ini anak sepenuhnya berada di lingkungan keluarganya.
  1. Teman sebaya atau teman sepermainan (peergroup)
Teman bermain banyak berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Anak berinteraksi dan bersosialisasi dalam hubungan yang sederajat karena usia mereka sebaya.
  1. Sekolah
Menurut Driben, sekolah termasuk agen sosialisasi. Anak belajar membaca, menulis, berhitung. Selain itu juga belajar aturan-aturan kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme (universalism), dan kekhasan(specificity).
  1. Media massa
Media massa terbagi atas media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik (radio, televisi, film).
Media elektronik lebih dominan pengaruhnya dibandingkan media cetak.

Jenis Sosialisasi
Light, Keller dan Callhoun berpendapat bahwa setelah seseorang mendapatkan sosialisasi primer (primary sosialisation), ia akan mendapatkan sosialisasi sekunder (secondary socialisation).
  1. Sosialisasi primer
Adalah sosialisasi yang terjadi pada tahap paling awal kehidupan seseorang (1 – 5 tahun) dan biasanya terjadi dalam lingkungan keluarga.
  1. Sosialisasi sekunder
Adalah proses sosialisasi lanjutan yang memperkenalkan individu ke lingkungan luar keluarganya.
Dalam sosialisasi sekunder sering terjadi proses resosialisasi = sosialisasi ulang.
Deresosialisasi adalah proses pencabutan sesuatu yang telah dimiliki seseorang, seperti nilai dan norma. Goffman mengatakan bahwa peristiwa resosialisasi dan deresosialisasi terjadi dalam sebuah institusi total, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan kerja.

Tipe Sosialisasi
2 (dua) tipe sosialisasi :
  1. Sosialisasi formal
Terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara atau organisasi.
  1. Sosialisasi informal
Sosialisasi ini terdapat di lingkungan keluarga, perkumpulan, dan kelompok-kelompok lain di masyarakat.


Pola Sosialisasi
Jaeger membagi pola sosialisasi menjadi 2 (dua) yaitu :
  1. Sosialisasi represif (repressive socialisation)
Memiliki ciri-ciri penerapan hukuman atas kesalahan, pemberian hukuman dan imbalan material, kepatuhan anak pada perintah orang tua, komunikasi nonverbal dan searah dari orang tua kepada anak, dan sosialisasi berpusat pada orang tua.
  1. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialisation)
Memiliki ciri-ciri pemberian hukuman dan imbalan bersifat simbolis, adanya otonomi anak dalam pengambilan keputusan, komunikasi verbal dan interaktif antara orang tua dan anak, dan sosialisasi berpusat pada anak.


PENUGASAN
Tugas 1:
Mengapa agar dapat hidup dengan baik manusia harus belajar tentang cara hidup?
Tugas 2:
Berdasarkan definisi-definisi yang merupakan kutipan pendapat para ahli dan uraian pendahuluan, buatlah rumusan pengertian sosialisasi menurut Anda?
Tugas 3:
Berikan contoh cara hidup (cara berfikir, berperasaan, atau bertindak) yang semula berada di luar dirinya tapi akhirnya menjadi milik diri (berada dalam dirinya) dan mempengaruhi tindakan-tindakannya.
Tugas 4:
Apa akibatnya jika seorang warga baru suatu kelompok/masyarakat tidak bersosialisasi dengan anggota kelompok/masyarakat lainnya (yang lebih dahulu menjadi anggota)? Mengapa anggota lama suatu kelompok/ masyarakat sering “memaksa” warga baru agar bersosialisasi?
Tugas 5:
Berikan masing-masing contoh untuk (1) sosialisasi primer/sekunder, (2) sosialisasi represif/ partisipatoris!
Tugas 6:
Buatlah deskripsi tentang (1) Pentingnya keluarga sebagai media sosialisasi, (2) segi positif dan negative sosialisasi melalai media pertemanan, dan/atau (3) media massa sebagai agen sosialisasi
Tugas 7:
Orang menjadi baik atau jahat bukan bawaan lahir, melainkan melalui proses yang sama, yaitu belajar. Buatlah penjelasan mengenai pernyataan ini.


      edit

0 komentar:

Posting Komentar